Senin, 23 September 2013

La Bandiera

  Air susu dibalas dengan air tuba. Itulah ungkapan yang sesuai terhadap perlakuan yang ditunjukkan oleh tifosi garis keras AC Milan kepada Paolo Maldini pada saat meladeni partai terakhirnya di San Siro melawan AS Roma. Betapa tidak? Dedikasinya terhadap Milan yang sarat dengan tinta emas selama 24 tahun, seakan tak membekas di hati para kelompok garis
keras supporter AC Milan, atau yang lebih dikenal dengan Curva Sud Milano.
  Bentangan spanduk yang menyindir dan teriakan yang mencemooh saat Maldini melakukan salam perpisahan mengeliling stadion menodai partai perpisahan Il Bandiera.
Maldini pantas kecewa dan marah terhadap fans yang tidak tahu diri itu. Untungnya Maldini cukup berlapang dada, dengan menyatakan bahwa dia bukan termasuk bagian dari kelompok tersebut.
  Akhirnya saat melawat di Artemio Franchi, peristiwa di San Siro terhapus oleh perlakukan public Firenze. Seisi stadion yang didominasi warna ungu ini memberikan standing aplaus kepada Paolo Maldini. Begitulah perlakuan yang pantas dan seharusnya didapat oleh seorang Maldini. Perlakuan tifosi Fiorentina menggambarkan betapa publik Italia sangat menghormati pemain yang bernomor punggung 3 ini.
   Meski Maldini tercatat sebagai pemain AC Milan, tetapi berkat kehebatan juga dedikasinya terhadap persepakbolaan Italia membuat Maldini menjadi milik lintas tifosi. Masih ingat pada laga derby della madonnina terakhirnya? para interista di Curva Nord secara khusus memberikan penghormatan kepada Il Capitano dengan isi pesan dari banner yan g dipampang di tribun utara stadion San Siro.
Penghormatan terakhir Maldini sendiri tidak hanya di Italia saja. Para penggemarnya dari berbagai dunia juga turut tak ketinggalan memberikan penghormatan terhadap dedikasinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar